My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia

I AM HADI PATRONUSSTO, merupakan anagram sempurna dari nama Muggle saya: ISMANTO HADI SAPUTRO.

Monday, October 16, 2006

KORAN TEMPO: Sihir dan Quidditch di Dufan

Artikel liputan acara launching Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran di Dunia Fantasi Ancol. Kerjasama GPU dengan Indo-HarryPotter. Ada artikel sedikit tentang Kelontong Sihir juga.

Hadi Patronussto
------------------------
http://korantempo.com/korantempo/2006/01/11/Budaya/krn,20060111,64.id.html

Rabu, 11 Januari 2006
Budaya


Sihir dan Quidditch di Dufan
Edisi sebelumnya ikut terkatrol penjualannya.

JAKARTA -- Jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Namun, pelataran di Rumah Miring Rango-Rango Dunia Fantasi, Sabtu (7/1) malam, masih dipenuhi oleh para pencinta Harry Potter. Beberapa di antaranya terbalut dalam jubah kostum asrama kebanggaan mereka, Gryffindor, Slytherin, Ravenclaw, dan Hufflepuff.

Keempat kelompok tadi berjibaku berusaha mengalahkan satu sama lain dalam permainan quidditch, yang termasuk dalam rangkaian Triwizard Contest. Tentu saja tak seperti dalam novel atau film Harry Potter, yang memainkan permainan itu di udara, mereka memainkannya di lapangan berukuran sekitar 7 x 4 meter persegi.

Tentu banyak kelucuan terjadi saat itu, mulai putusnya gagang sapu terbang buatan yang mereka kenakan, koyaknya bola quidditch yang terbuat dari gumpalan kertas, hingga copotnya jaring gawang akibat chaser yang terlalu bersemangat memasukkan bola.

Rangkaian permainan itu adalah salah satu acara yang diselenggarakan oleh anggota-anggota mailing list Harry Potter Indonesia, yang tergabung dalam indo-harrypotter@yahoogroups.com, untuk menyambut buku Harry Potter yang teranyar. Tepat pada pukul 24.00 WIB, di tempat itu, penerbit buku Gramedia Pustaka Utama meluncurkan terjemahan Harry Potter Jilid 6 berjudul Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran (Harry Potter and The Half Blood Prince).

Bagi Gramedia, acara peluncuran buku semacam itu adalah yang kedua. Tahun lalu, Gramedia juga menggelar peluncuran Harry Potter 5 dengan tema Harry Potter on the Street, dengan melakukan konvoi dan penjualan buku di beberapa jalan utama di Ibu Kota. Namun, peluncuran kedua malam itu memiliki konsep yang lebih kuat dan skala yang lebih besar.

Tak kurang dari 1.500 orang sengaja datang ke Dunia Fantasi, Ancol, untuk menyaksikan peluncuran buku baru itu. Tak terkecuali, para pencinta Harry Potter dari Lampung, Bandung, Sukabumi, bahkan Makassar.

Beberapa di antaranya bahkan membawa bayi mereka dan bertahan hingga acara selesai pada dini hari. Peluncuran itu dimeriahkan dengan parade kostum Harry Potter, marching band, pesta kembang api, aneka permainan, serta kuis tentang Harry Potter.

Menurut Dewi Yuliani, Marketing Spesialis Fiksi Gramedia, ajang peluncuran buku Harry Potter di Indonesia juga mengikuti tradisi peluncuran buku di negeri lainnya, termasuk negeri asal novel itu, Inggris. Seperti di Inggris, kata Dewi, di Indonesia acara peluncuran itu terbukti bisa mendongkrak penjualan buku Harry Potter.

Harry Potter 1-4, yang dirilis tanpa melalui acara promosi peluncuran buku, hingga saat ini rata-rata "hanya" terjual tak lebih dari angka 200 ribu. Sedangkan buku Harry Potter 5, yang diluncurkan melalui ajang Harry Potter on the Street, sudah terjual sebanyak 210 ribu eksemplar. "Cetakan pertama sebanyak 150 ribu langsung ludes," kata Dewi.

Sementara itu, Harry Potter 6 cetakan pertama (hard copy), yang dilepas pada 8 Januari sebanyak 53 ribu eksemplar, sudah habis terjual. Untuk cetakan soft copy, yang rencananya akan dicetak sebanyak 150 ribu dan siap dilepas pada 22 Januari mendatang, ternyata sudah dipesan 90 ribu kopi.

Pencapaian ini juga terjadi di seluruh dunia. Harry Potter 6 memecahkan rekor baru sebagai buku yang paling cepat habis terjual. Cetakan pertama yang telah diterjemahkan ke dalam 63 bahasa di 200 negara di seluruh dunia, langsung terjual sebanyak 10,8 juta kopi. Saat ini buku itu telah terjual lebih dari 25 juta kopi.

Menurut Prio Utomo, Direktur Eksekutif Gramedia, Harry Potter memang menjungkirbalikkan hukum-hukum penjualan buku yang ada sebelumnya. Walaupun harganya terbilang mahal untuk ukuran Indonesia dan tebal halaman yang mencapai ribuan (pada jilid 4 dan 5), ternyata buku itu tetap dicari pembaca. Ajaibnya, tiap terbit buku baru Harry Potter, edisi sebelumnya ikut terkatrol penjualannya.

Dewi mengakui, Harry Potter memang sebuah komoditas yang sangat laku. Selain karena kuat dari segi cerita, kisah penyihir yang kini beranjak remaja ini didukung oleh kesuksesan film layar lebarnya. Namun, menurut Dewi, acara peluncuran buku seperti di Dufan, juga sangat membantu penjualan. Tak mengherankan jika Dewi tak menutup kemungkinan bahwa Gramedia akan melakukan hal yang sama pada buku-buku potensial semisal The Chronicles of Narnia.
INDRA DARMAWAN


Dari Milis ke Kelontong Sihir

Bagi penggemar Harry Potter di Indonesia, ada sebuah milis yang bisa menjadi tempat untuk bertukar informasi tentang Harry Potter bernama indo-harrypotter@yahoogroups.com, milis ini didirikan pada 1 Oktober 2001.

Milis ini diasuh oleh moderator yang kerap disebut sebagai Profesor dan prefek, yang siap memberi pengarahan kepada anggota milis agar pembicaraan dan tema-tema yang dikirimkan melalui e-mail tetap terarah dengan baik. Istilah profesor dan prefek adalah kata yang diambil dari kisah Harry Potter.

Mulanya milis hanya beranggotakan beberapa orang, tapi saat ini milis tersebut beranggotakan 2.100 orang. Menurut Profesor Hadi Patronusto, anggota milis ini membengkak pada 2005, terutama setelah film Harry Potter yang keempat (Harry Potter and the Goblet of Fire) dirilis. Milis ini juga memiliki lalu lintas surat elektronik yang tinggi, yaitu mencapai 879 setiap bulan.

Selain kegiatan online, milis ini menggelar acara pertemuan yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Acara ini biasanya diisi dengan berbagai permainan, dari membahas segala sesuatu tentang Harry Potter hingga menonton bareng film Harry Potter.

Belakangan, menurut Profesor Hadi, milis ini punya rencana untuk membuat "Toko Kelontong Sihir", yang menjual segala merchandise Harry Potter buatan mereka sendiri. Bahkan website-nya juga sedang dalam tahap pekerjaan. Mungkin beberapa saat lagi pencinta Harry Potter tak perlu lagi memesan Nimbus 2000 jauh-jauh ke luar negeri atau lewat Internet.

INDRA DARMAWAN
koran

0 Comments:

Post a Comment

<< Home