My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia

I AM HADI PATRONUSSTO, merupakan anagram sempurna dari nama Muggle saya: ISMANTO HADI SAPUTRO.

Monday, October 16, 2006

SUARA PEMBARUAN: Komunitas Penggemar Harry Potter Tersihir di Dunia Fantasi

Komunitas Penggemar Harry Potter Tersihir di Dunia Fantasi

TEPAT pukul 00.00 WIB lebih satu menit, Minggu (8/1) dini hari, gerimis menggayut lembut di danau Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Gegap gempita suara membahana menghantar peluncuran buku Harry Potter keenam bertajuk Pangeran Berdarah Campuran. Sedikitnya 7.000 komunitas Harry Potter yang datang dari Jakarta, Bandung, Semarang, Yogya, Lampung, hingga Makassar menyambut datangnya buku itu dengan penuh antusias.

Komunitas penggemar Harry Potter itu seolah tersihir dan dipersatukan dengan rasa keingintahuannya mengenai buku fiksi yang seolah telah menjadi bagian terpenting dalam diri mereka. Dengan menggunakan berbagai atribut, kostum, tongkat sihir, hingga sapu terbang, dipersiapkan mereka untuk menyambut malam peluncuran buku itu.

Padahal buku terbitan Gramedia itu harganya cukup mahal untuk rata harga buku di Indonesia. Bayangkan harga edisi hard cover-nya Rp 160.000 dan menurut penerbitnya sudah 53.000 copy terjual karena dipesan ratusan toko buku di Indonesia. Sedangkan edisi soft cover akan diterbitkan tanggal 22 Januari 2006 seharga Rp 110.000 dan jumlah yang akan dicetak 150 ribu copy dan yang sudah dipesan sebanyak 90.000 buku. Bisa dibayangkan berapa uang yang dikeruk penerbitnya dari satu judul buku bernama Harry Potter. Sedikitnya Rp 25 miliar mereka kantongi.

Sangat Beragam

Dalam peluncuran buku yang dikemas secara menarik oleh penerbit Gramedia itu terlihat bahwa komunitas pembaca buku itu sangat beragam dan menembus lintas usia, latar belakang pendidikan, agama, suku, ras dan antar golongan. "Saya Richard dari SMP Altira Makassar. Saya kebetulan sedang liburan dan menunggu malam peluncuran buku ini. Saya sejak kelas 5 SD menjadi penggemar berat Harry Potter," ujarnya dengan penuh bangga dengan topi dan jubah penyihir melekat di badannya.

Sedangkan Retno, pelajar SMP 216 Jakarta Pusat datang bersama dengan dua temannya dari Karawang serta ditemani orang tua mereka khusus menunggu resmi beredarnya buku Harry Potter. "Saya sampai di Dufan sejak pukul tujuh malam, karena takut enggak kebagian tiket masuk. Jubah ini saya bikin seminggu lalu di tukang jahit dekat rumah. Saya tahu penerbitan buku ini dari milis kebetulan saya ikuti, yaitu milis penggemar Harry Potter di Indonesia," ujar Retno

Lain lagi dengan Dolina, mahasiswa semester 6 Institut Pertanian Bogor datang bersama keluarganya dengan menggunakan kostum lengkap penyihir. "Saya sangat tergila-gila dengan Harry Potter, imajinasi pengarangnya membuat saya selalu mengulang-ulang membaca karyanya. Saya koleksi seluruh bukunya dan saya punya dua buku yang berbahasa Inggris," tukasnya.

Ada beberapa hal positif yang bisa dilihat dari komunitas pencinta cerita Harry Potter itu. Pertama, ternyata daya tahan untuk membaca buku-buku yang tebal di kalangan mereka tergolong tinggi. Itu menepis kekhawatiran selama ini bahwa budaya baca dan mendiskusikan isi bacaan semakin menipis dari generasi ke generasi. Kedua, dengan makin banyaknya remaja yang punya minat baca, rangsangan juga untuk menulis juga semakin tinggi.

Ketiga, ada peluang bagi dunia penerbitan untuk menyediakan bahan-bahan bacaan yang memikat. Bagi penulis lokal, peluang ini tidak dengan sendirinya mudah dipenuhi, mengingat kompetitornya adalah penulis-penulis dari segala penjuru dunia. Maklumlah, selera remaja kita telah sangat kosmopolitan

Belajar dari fenomena Harry Potter, minat baca dapat dibangkitkan dengan adanya rasa ingin tahu yang tinggi. Untuk meningkatkan rasa ingin tahu, maka dalam buku tersebut harus ada persoalan menarik yang dapat membuat orang penasaran.

Buku Harry Potter ditunggu dan dibaca jutaan manusia karena isinya menarik, fantastis, dan membuat orang penasaran akan jalan ceritanya. Rasa ingin tahu kelanjutan kisah si pesulap cilik itu memaksa orang untuk membaca lanjutan kisahnya. Dari sikap ingin tahu ini, timbul konsentrasi dan tingkat fokus bacaan yang baik.

Sangat Populer

Dalam buku keenam ini dikisahkan, Harry yang di tahun keenamnya di Hogwarts diangkat menjadi tim Quidditch Gryffindor, heran sekali. Mendadak Quidditch jadi sangat populer di antara dunia penyihir. Banyak sekali anak yang mendaftar ingin masuk tim, bahkan sampai ada anak-anak Hufflepuff dan Ravenclaw yang menyelundup.

Tetapi, seperti kata Herminone, sahabat Harry Potter,"Bukan Quidditch yang ngetop, tapi kau! Kamu belum pernah semenarik ini, dan jujur saja, kau Harry, belum pernah sekeren ini. Pantas saja banyak gadis ingin memberikan ramuan cinta buat menarik perhatianmu Harry."

Dalam buku ini digambarkan bagaimana sang kepala sekolah, Dumbledore tengah mempersiapkan Harry untuk menghadapi musuh bebuyutannya, Lord Voldemort. Dengan plot rapat dan kuat yang menggojang-ganjingkan emosi dan jiwa petualangan pembacanya, buku ini terasa sangat dramatis setiap konflik serta alur ceritanya.

Buku Harry Potter memang buku paling banyak dibaca abad ini. Bayangkan saja, diterjemahkan ke dalam 63 bahasa di 200 negara di seluruh dunia, dan mencetak rekor baru sebagai buku paling cepat habis terjual. Cetakan pertama 10,8 juta copy langsung terjual. Sampai sekarang telah terjual lebih dari 27 juta copy.

Di Indonesia, Gramedia telah mencetak lebih dari satu juta eksemplar sejak buku pertama diterbitkan pada tahun 1997. Sihir Harry Potter memang dahsyat.

Pembaruan/Eko B Harsono

0 Comments:

Post a Comment

<< Home