My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia

I AM HADI PATRONUSSTO, merupakan anagram sempurna dari nama Muggle saya: ISMANTO HADI SAPUTRO.

Monday, February 23, 2009

KOMPAS: Saya Bukan "Muggle"

Minggu, 05 Agustus 2007

Penulis: Lusiana Indriasari

Saya Bukan "Muggle"

http://64.203.71.11/kompas-cetak/0708/05/keluarga/3737940.htm


Apa jadinya kalau penggemar buku Harry Potter berkumpul? Mereka akan menganggap dirinya penyihir. Jadi, jangan sekali-kali menyebut mereka "muggle". Mereka pasti akan menolak dan berkata, "Saya bukan ’muggle’."

Dalam dunia sihir yang diciptakan JK Rowling, pengarang buku Harry Potter, muggle adalah manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan sihir.

Untuk menunjukkan bahwa mereka tidak ingin disebut muggle, komunitas penggemar Harry Potter yang tergabung dalam Indo Harry Potter (IHP) ini sampai harus membuat kaus bertuliskan "I am not a muggle" (saya bukan muggle).

Kehidupan para penyihir dalam buku Harry Potter rupanya mampu membuat penggemarnya benar-benar "tersihir". Berawal dari sering ngobrol tentang isi buku Harry Potter, komunitas IHP terbentuk.

Seperti banyak komunitas lainnya, IHP juga berawal dari dunia maya. Pada tahun 2001, dua penggemar buku Harry Potter membuka mailing list (milis) Indo-Harrypotter@yahoogroups. com.

Sampai sekarang, menurut Hadi, jumlah anggota milis IHP tercatat lebih dari 3.700 orang di seluruh Indonesia. Milis ini memiliki sembilan moderator.

Anggota komunitas ini lalu berupaya menghidupkan khayalan dunia sihir lengkap beserta atributnya. Jubah hitam dan tongkat sihir menjadi dandanan mereka jika sedang berkumpul. Ada juga yang mau repot membawa sapu ke sana ke mari. Kata mereka, sapu itu bisa terbang.

Setiap kali berkumpul, komunitas IHP selalu mengadakan aneka permainan. Ada duel mantra, balap sapu terbang, pertahanan terhadap ilmu hitam, atau quidditch.

Di buku Harry Potter, quidditch adalah permainan tangkap bola dengan sapu terbang. Permainan ini dilakukan dua kelompok yang masing-masing berisi tujuh orang. Sambil berkhayal sebagai penyihir, 14 pemain berlarian ke sana kemari untuk mengejar bola sambil memegang sapu di antara dua paha.

"Begitu saja rasanya seperti sudah terbang," tutur Wahyu (23), mahasiswa perguruan tinggi swasta yang juga bekerja paruh waktu. Pemuda yang menyukai tokoh jahat Lord Voldermort ini bergabung dengan komunitas IHP karena ingin mendapat teman yang bisa diajak berbicara tentang Harry Potter.

Ada lagi permainan kuis yang menguji pengetahuan anggota tentang Harry Potter. Menurut Ismanto Hadi Saputro (27), salah satu koordinator IHP, ide menciptakan permainan terinspirasi dari cerita Harry Potter sendiri.


Masuk asrama

Agar khayalan yang diciptakan terasa lebih nyata, anggota IHP juga dimasukkan ke dalam asrama seperti di sekolah sihir Hogwarts. Tentunya asrama ini hanyalah sekadar pembagian kelompok saja.

Anggota IHP dibagi dalam empat "asrama" , yaitu Gryffindor, Slytherin, Ravenclaw, dan Hufflepuff. Jika ada pertandingan, masing-masing kelompok mengajukan wakilnya untuk membela "asrama" mereka.

Selain bermain, komunitas IHP juga banyak membuat kegiatan yang bermanfaat. Mereka diskusi membedah buku Harry Potter atau mendiskusikan film yang diluncurkan. Ada juga lomba penulisan yang dibuat untuk melanjutkan kisah Harry Potter menurut versi mereka.

Tulisan panjang karya anggota IHP ditampung dalam wadah bernama Fanfiction. Selain cerita Harry Potter, mereka juga bebas menulis kisah fiksi lainnya.


Nama sihir

Di dunia maya, alam khayal penggemar Harry Potter bebas mengembara. Mereka mewujudkan dirinya menjadi seorang penyihir lengkap dengan nama-nama sihirnya.

Hadi misalnya, memiliki nama sihir Patronussto di belakang namanya. Di dunia khayal komunitas IHP, Hadi Patronussto berperan sebagai profesor sejarah di sekolah sihir Hogwarts.

Farah (29), pegawai swasta, lebih suka tokoh antagonis dalam buku Harry Potter. Ia pakai nama Madam Vampirah. Farah mengaku sangat suka dengan karakter vampir. Bagi Farah, vampir adalah makhluk yang sangat cerdas dan bisa hidup abadi.

"Makanya dalam film-film horor, vampir selalu bertampang ganteng atau cantik," kata Farah. Ia sering membagi pengetahuannya tentang mitos vampir yang melegenda.

Pembuatan nama sihir dalam komunitas IHP tidak sembarangan. Nama sihir itu diolah dengan anagram (permainan kata-kata). Cara mengubah nama memakai anagram ini diajarkan pada buku Harry Potter kedua. Bagi anggota yang belum bisa membuat nama sihir sendiri, bisa dibuatkan oleh moderator milis IHP.

Sihir seperti sudah merasuk dalam kehidupan sehari-hari penggemar Harry Potter. Setidaknya itulah yang dirasakan Wahyu. Pemuda yang biasa dipanggil Wazlib selalu membawa tongkat sihirnya ke mana-mana. Orang-orang di sekitar Wahyu maklum jika tiba-tiba ia bertingkah seperti penyihir dan mengayun-ayunkan tongkatnya.

Suatu ketika Wahyu sedang jengkel dengan seseorang. Untuk mengusir jengkel, Wahyu mengayunkan tongkat sihirnya dan mengucapkan mantra Avada Kedavra atau Crucio. Dalam kisah Harry Potter, mantra ini digunakan untuk membunuh atau menyakiti lawan. "Kalau sudah mengucapkan mantra, keselnya jadi hilang," kata Wahyu.


Nonton bersama

Peluncuran buku atau pemutaran film Harry Potter menjadi kesempatan yang selalu ditunggu-tunggu oleh komunitas IHP. Ketika film Harry Potter diputar, mereka mengadakan acara nonton bersama.

Setiap ada peluncuran buku Harry Potter, komunitas IHP juga menyambutnya dengan gegap gempita. Mereka berkumpul di toko buku besar dan mengadakan acara penyambutan untuk buku baru yang terbit. Sering kali, komunitas IHP dimanfaatkan oleh toko buku besar untuk mempromosikan buku Harry Potter.

Ketika buku ketujuh Harry Potter terbit, muncul kekhawatiran dari sebagian anggota IHP bahwa komunitas mereka akan bubar. Pasalnya, buku ketujuh itu disebut-sebut sebagai buku terakhir Harry Potter. Jika bukunya sudah selesai, mereka khawatir tidak akan ada lagi yang bisa diperbincangkan.

Menurut Hadi, komunitas IHP tidak akan bubar meski JK Rowling tidak meneruskan buku Harry Potter.

Sebagian anggota IHP mengusulkan agar mereka meneruskan sendiri jalan cerita Harry Potter. Hal ini dilakukan agar selalu ada bahan yang bisa didiskusikan. Selain itu, dengan mengabadikan Harry Potter, mereka tetap bisa berkhayal menjadi penyihir dan tidak ingin kembali menjadi muggle.





Kelontong Sihir


Bagi yang suka berkhayal menjadi penyihir, rasanya belum masuk ke dunia sihir jika tidak memakai atribut penyihir. Untuk memenuhi kebutuhan "penyihir", komunitas IHP menyediakan Toko Kelontong Sihir.

Kelontong sihir adalah toko perlengkapan sihir yang ditujukan untuk anggota milis IHP. Di toko itu "penyihir" bisa berbelanja jubah, tongkat sihir, pensil bulu dan syal asrama, serta bermacam suvenir. Barang-barang yang dijual di toko ini adalah hasil karya anggota milis IHP sendiri.

Kelontong Sihir didirikan sejak tahun 2005 dan dikelola oleh Anne "Madam Lumos", Farah "Madam Vampira", dan Hadi "Patronussto". Lucunya, banyak orang mengira Kelontong Sihir benar-benar ada tokonya. Padahal, sebenarnya mereka hanya berjualan lewat internet.

Kalau mau melihat barang-barang yang dijual Toko Kelontong Sihir secara nyata, penggemar Harry Potter bisa datang ke acara jumpa darat komunitas IHP. Di sana mereka benar-benar menggelar dagangannya untuk bisa disentuh calon pembeli.

Latar belakang mendirikan toko ini, menurut Farah, karena banyak anggota milis yang berminat memiliki barang-barang sihir yang berbeda. Sebagian penghasilan Kelontong Sihir menjadi pemasukan kas milis IHP yang disebut Pajak Pertambahan Sihir (PPS). Menurut Farah, sebagian kegiatan milis IHP didanai oleh PPS.

Syal asrama

Salah satu atribut yang paling sering dibeli adalah syal asrama. Syal asrama ini bercorak garis-garis dan dibedakan menjadi empat warna. Warna merah kuning adalah syal untuk asrama Gryffindor, sementara asrama Hufflepuff menggunakan syal warna kuning hitam.

Bagi yang ingin masuk "asrama" Slytherin bisa memilih syal hijau biru, dan anggota "asrama" Ravenclaw memakai warna biru hitam. Setiap asrama juga memiliki jubah yang warna dasarnya hitam, namun berbeda warna di bagian dalam penutup kepala.

Selain atribut penyihir, toko ini juga menyediakan beragam suvenir, seperti jam lukisan, miniatur figur dalam kisah Harry Potter, dan kaus milis IHP. (IND)

http://64.203.71.11/kompas-cetak/0708/05/keluarga/3738026.htm

0 Comments:

Post a Comment

<< Home