Patronussto

My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia

I AM HADI PATRONUSSTO, merupakan anagram sempurna dari nama Muggle saya: ISMANTO HADI SAPUTRO.

Monday, February 23, 2009

THE JAKARTA POST: 'Harry Potter' book to hit the streets on Sunday


The Jakarta Post , Jakarta | Sat, 01/10/2004 11:23 AM | Life

http://www.thejakartapost.com/news/2004/01/10/039harry-potter039-book-hit-streets-sunday.html

'Harry Potter' book to hit the streets on Sunday

The Jakarta Post, Jakarta

Die-hard Harry Potter fans are preparing to take to the streets to grab a copy of Harry Potter dan Orde Phoenix (Harry Potter and the Order of the Phoenix) -- if they can stay up until the wee hours of Sunday morning.

Publisher Gramedia Pustaka Utama will send out a convoy of vans at the stroke of midnight on Sunday, offering 300 limited edition first-print translations of JK Rowling's fifth novel telling of the young wizard and his Hogwort cohorts.

The lucky few will also receive a special cloth bag along with their purchase. The book goes on sale nationwide on Sunday.

The route for ""Harry Potter -- Catch the Car"" winds its way from Gramedia Pustaka Utama's main office in Palmerah, Central Jakarta, to Jl. Gatot Subroto (S. Parman), the Semanggi cloverleaf, Jl. Sudirman (Wisma Dharmala), Jl. Gajah Mada - Hayam Wuruk - Kwitang - Jl. Thamrin (around Sarinah and Jl. Sabang), Al Azhar school in Blok M, Radio Dalam, Pondok Indah and Jl. TB Simatupang, before ending at Cilandak Town Square.

Prospective buyers are asked to be on the lookout for a large-size print of the book cover on each of the vans.

The book is available in hardback (Rp 140,000) and paperback versions (Rp 95,000) for cash payment only.

Although local Potter devotees snapped up English-language copies when the much-anticipated fifth novel in the series went on sale in June 2003, many are looking forward to the opportunity to read and compare the merits of the translation.

""I'll be waiting over at the Gramedia office as soon as the convoy starts,"" said Miko, a photojournalist.

THE JAKARTA POST: Potter fans gather in 'real world'

http://www.thejakartapost.com/news/2008/07/23/potter-fans-gather-039real-world039.html
Wed, July 23 2008

Jeanette Tamara , The Jakarta Post


Potter fans gather in 'real world'


The phenomenal Harry Potter book series has ended, but the enthusiasm of its fans has not.

Indo-harrypotter (IHP), an online Harry Potter fan club, held a face-to-face gathering of its members in Ragunan Camping Area on Saturday.

The event, named Visit Hogwarts 2008, hosted games and activities based on the lucrative series written by J.K. Rowling.

"In this game, a player progresses through the magic school Hogwarts step by step," said Herda Aprilia, chairman of the organizing committee.

The game was aimed at putting the contestants through a real-life Harry Potter experience.

In the game, participants competed against one another to earn magic money, attempted to win places at Hogwarts and also dueled each other with spells.

The organization even managed to bring the magic sport quidditch to the real world.

"The quidditch game is exactly the same as it is in the book only they aren't flying," Herda said.

The participants of the event ranged from elementary-school students to mothers, and those on the web site's mailing list.

"We are open to anyone from any age-range," Herda said, adding that anyone who liked the series and could navigate the Internet was welcome on the ever-expanding mailing list.

The list, which began with just five subscribers, now boasts 3,000 and has branches across the world.

"We have IHP Bogor, Bandung, Padang and many more," said Herda.

It also has expanded from a mailing list into a discussion forum -- which can be found at harrypotterindonesia.com -- as well as a virtual Hogwarts site indohogwarts.com and a business venue.

Members talk about all things Harry-Potter-related on the forums.

"We talk about the latest Harry Potter news, discuss the stories; those kinds of things," said Meiliana Lukman, 18, a mailing list member.

The mailing list has held 17 face-to-face gatherings so far, including two book launchings and a number of movie-watching events.

Every such gathering has had a different theme or concept, which Herda said were often based on the events depicted in the latest book or film.

"It still amazes me how creative IHP can be," said Herda, adding that the gatherings ensured members wouldn't become bored with online messaging.

"It's more fun because we can see other members and they have great games," said Hasan, another participant.

The group has created a whole other world of identities and magic, including wizard nicknames and magic education games based on the examinations Harry Potter faces in the books -- the Ordinary Wizarding Levels (O.W.Ls) and the Nastily Exhausting Wizarding Tests (N.E.W.Ts).

Some participants said the events offered great opportunities to meet new people.

"It's a great spare-time activity and it's a venue where you can meet new friends," said one participant, Cynthia Christine Jonachan, 17.

Meiliana said the book-series' story was fascinating.

"Harry Potter made me interested in reading, it showed me that a thick book made up of words can be interesting," she said.

MEDIA INDONESIA: Pecinta Harry Potter, dari Anak SD sampai Ibu-Ibu

Minggu, 23 November 2008 00:03 WIB
Penulis: Syifa Dwi Ulayya
http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDU4MzI=



Pecinta Harry Potter, dari Anak SD sampai Ibu-Ibu


SIAPA sih yang enggak kenal Harry Potter? Nama tokoh penyihir cilik karangan JK Rowling ini memang terkenal di seluruh dunia. Buku-buku seri Harry Potter satu hingga tujuh laris terjual, begitu pula dengan filmnya. Enggak heran kalau para penggemar Harry Potter, khususnya yang di Indonesia, kini membentuk sebuah komunitas.

Pada 8-9 November 2008 lalu, aku, Syifa Dwi Ulayya, siswi kelas VI, SDN Lebak Bulus 02 Pagi bertemu dengan para pecinta Harry Potter di Indonesia Consumunity Expo 2008, acara kumpul bareng komunitas, di Gelora Senayan. Ingin tahu lebih banyak soal komunitas ini? Ikuti bincang-bincang aku dengan Umar Basalamah, aktivis komunitas Indo Harry Potter berikut ini ya.

Kapan Indo Harry Potter ini berdiri?
Pada 1 Oktober 2001. Waktu itu didirikan dua orang, dan perkembangannya mulai meningkat sejak 2003. Saat ini anggota kami mencapai 4.000 orang.

Tujuannya?
Untuk mengumpulkan juga sharing pengetahuan tentang Harry Potter.

Kalau mau ikutan komunitas ini, syaratnya apa saja?
Syaratnya cukup satu, yaitu suka sama Harry Potter. Itu saja.

Anggotanya dari mana saja, Kak?
Dari seluruh Indonesia, ada juga beberapa anggota kita yang dari luar negeri.

Siapa saja anggotanya Kak, apakah hanya anak-anak?
Oh sangat beragam, mulai dari anak-anak SD, hingga kuliahan, juga ibu-ibu yang sudah punya anak.

Selain milis, kegiatannya lainnya?
Biasanya kita mengadakan kumpul-kumpul atau gathering, kita menyebutnya offline. Kemarin terakhir kita mencapai offline yang ke-17. Tahun depan ke-18. Selain itu, kalau ada film Harry Potter terbaru kita pasti mengadakan nonton bareng.

Kalau aku ikutan komunitas ini, keuntungannya apa ya?
Kamu pasti bakal banyak teman. Kebanyakan anak-anak Indo Harry Potter punya teman banyak. Yang pasti pengetahuan kamu tentang Harry Potter akan bertambah.

Kakak dan anggota komunitas pecinta Harry Potter ini, percaya enggak sih sama dunia sihir?
Kalau anggota-anggota kita yang masih kecil percaya bahwa dunia seperti itu ada. Tapi kalau anggota yang sudah lebih dewasa dan punya pengetahuan, tahu kalau itu tidak ada. Kami hanya menikmati ceritanya saja.

Sekarangkan buku cerita Harry Potter sudah sampai episode yang ketujuh, artinya sudah selesai. Lalu rencana kelanjutan komunitas ini bagaimana?
Saat ini kami masih fokus ke filmnya dulu. Sekarangkan baru film yang kelima, masih ada film keenam dan ketujuh yang akan dibuat. Nanti kita lihat saja ke depannya. M-5

KORAN JAKARTA: Milis IHP “Realitas dalam Dunia Fantasi"

Artikel ini hasil wawancara dengan Koran Jakarta. Karena saya tidak menemukan website Koran Jakarta, jadi diambil langsung dari blog wartawannya.

[HP]------



http://henryagrahadi.wordpress.com/2008/11/06/milis-ihp-realitas-dalam-dunia-fantasi/

6 November 2008
Penulis: Henry Agrahadi


Milis IHP “Realitas dalam Dunia Fantasi"

Expecto Patronum…Petrificus Totalus…Wingardium Leviosa…Mantra itu muncul, dan terjadilah keajaiban dalam dunia magis yang jauh dari kehidupan kita saat ini. Semua mantra ajaib diatas hanya dapat kita temukan dari serial novel fiksi terlaris dunia, Harry Potter. Kisah yang menceritakan tentang seorang bocah teraniaya di dunia nyata namun sangat istimewa di dunia sihir tersebut merupakan karya spektakuler dari penulis kenamaan Inggris Joanne Kathleen. Rowling. Di Indonesia sendiri Harry Potter telah banyak diidolakan bahkan di’hidup’kan oleh masyarakat penggila buku. Salah satunya milis IHP (Mailing List Indo-Harry Potter). Bagi para fans sejati cerita siswa-siswa Hogwarts ini, milis IHP adalah tempat berkumpulnya, atau bahkan telah menjadi ‘realitas dalam dunia fantasi’ mereka. Komunitas ini adalah tempat mereka berbagi, mencurahkan segala imajinasi, dan ajang mengalirkan kreativitas.

Milis IHP berdiri tepat dengan diluncurkannya buku jilid ke-4 Harry Potter versi bahasa Indonesia yang berjudul “Harry Potter dan Piala Api (Harry Potter and The Goblet Of Fire) yaitu tanggal 1 Oktober 2001 (011001). Milis yang pada tahun ini genap berumur tujuh tahun tersebut diciptakan oleh Erwin Ginanjar dan Eduardi Prahara akibat kegemaran mereka akan tokoh berkacamata ini dan berniat membentuk komunitas berbagi yang fanatik.

Hanya saja karena kesibukan kedua founder milis yang kini telah memiliki anggota hingga 4000 lebih itu memaksa tongkat estafet kepengurusan diserahkan kepada jajaran ‘tetua’ lainnya. Salah satunya Ismanto Hadi Saputro yang memiliki anagram nama di ‘dunia’nya I am Hadi Patronussto. Hadi merupakan salah satu anggota aktif Milis IHP sejak Juli 2002 dan bertanggung jawab dalam segala even maupun acara yang berhubungan dengan aktivitas offline. “Milis IHP memang bertujuan untuk mengumpulkan penggemar-penggemar Harry Potter di Indonesia yang merasa butuh untuk menyalurkan hobi dan berdiskusi” papar pemuda yang enggan disapa dengan nama ‘muggles’nya (sebutan untuk manusia biasa yang tidak mempunyai darah keturunan penyihir) ini.

Persyaratan untuk bergabung dengan milis ini sebenarnya mudah. Hanya dengan register (daftar) di alamat milisnya, para pecinta Harry Potter sudah dapat ‘lulus’ dan mulai bertukar pikiran dengan anggota IHP lainnya. Namun untuk lebih menjaga ekslusivitas komunitas yang sudah menjalin kerjasama dengan berbagai toko buku di Jakarta ini, Hadi memberikan 13 pertanyaan khusus seputar dunia Harry Potter, anggota IHP menyebutnya HP13. Pertanyaan yang diberikan dapat menjadi indikator dalam mengukur tinggi imajinasi anggota baru. “pertanyaan ini dibutuhkan untuk mengantisipasi anggota baru agar tidak kaget dan terasing ketika berkumpul dengan orang-orang aneh seperti kami” pintanya sambil tertawa.

IHP juga memiliki patokan tersendiri dalam penilaian kemampuan anggotanya. Test ini dinamai OWL ( Ordinary Wizarding Level). Tingkatannya berupa gelar O (Outstanding), Peringkat berikutnya berturut-turut A (Acceptable), P (Poor), D (Dreadful), dan T (Troll). “Prestise bagi anggota yang memiliki gelar Outstanding sangatlah tinggi, hanya Harry Potter maniac saja yang mampu meraihnya” tambah pemuda yang dikalangan sesama anggota milis ini biasa dipanggil Prof. Hadi ataupun Opa.


Pasca melalui tes, anggota baru diberikan pilihan untuk menempati asrama yang namanya disamakan dengan asrama disekolah sihir Hogwarts. Ada Gryffindor, asrama yang dalam novel ditempati oleh Harry Potter bersama Ron Weasley dan Hermione cenderung dipilih peserta berkarakter jujur, berani, ulet, dan berjiwa pahlawan. Slytherin mewakili pilihan penokohan yang licik dan menghalalkan segala cara untuk men-dapatkan kepuasan pribadi. Ravenclaw untuk mereka yang merasa cerdas, mau belajar dan cendekiawan, dan Hufflepuff dipilih oleh anggota yang cocok dengan kriteria asrama ini yaitu berkepribadian adil, setia, jujur, loyal, dan pekerja keras. “Dalam menentukan pembagian asrama, kami mengutip filosofi Albus Dumbledore (Kepala sekolah sihir Hogwarts) yang mengatakan pada Harry Potter ‘kamu bukan dinilai karena kemampuanmu, tapi atas pilihanmu’”, ucap penggemar Obama dalam kehidupan nyata ini.

Demi menjaga keeratan hubungan antar anggota Milis IHP, tiap tahunnya selalu diadakan pertemuan rutin secara offline. Momen pertemuan tersebut tidak hanya berisi bincang-bincang biasa, tapi diisi oleh game seru hasil kreasi Hadi dan timnya. Permainan yang digagaspun tak hanya quiz dan trivia, tapi juga berupa live action, seperti turnamen Quidditch (permainan menangkap bola dengan menggunakan sapu terbang), Hogwarts Mysteries - semacam treasure hunt (memburu harta karun, tapi memakai konsep cerita Harry Potter yang harus menemukan Horcrux (pecahan jiwa yang tersimpan dalam suatu benda) -, permainan kartu Uno, Trading Card Game (pertukaran kartu tokoh-tokoh dalam Harry Potter), dan menelusuri Kitab Sejarah. Pola permainan tersebut terus dikembangkan oleh pencetus acara agar kedinamisan komunitas terbuka ini terjaga.

Bagi anggota aktif komunitas IHP, kehidupan nyata yang dijalani saat ini dapat mereka analogikan selayaknya dunia dalam antologi Harry Potter. Setiap benda atau zat dapat mereka korelasikan dengan istilah sihir yang muncul dalam karya-karya Harry Potter. Air minum dapat disebut Veritaserum yang berarti cairan kebenaran. Capucino berhak dijuluki Amortentia alias ramuan cinta, hingga air teh mereka namakan Felix Felicis atau cairan keberuntungan. Rumah yang sering menjadi rujukan kumpulnya Pottermania Indonesia juga tak luput dari penamaan. Seperti rumah Nadim, siswa kelas 6 salah satu sekolah di kawasan kemayoran yang juga pecinta Harry Potter diberikan identitas The Burrow ( nama rumah yang menjadi tempat tinggal keluarga Weasley) karena bentuknya yang luas.

Komunitas Harry Potter Indonesia menjadi satu-satunya milis pecinta film yang aktif mengepakkan sayapnya keseluruh penjuru negeri hingga ke situs penikmat Harry Potter di mancanegara. “Untuk saat ini kami satu-satunya milis yang diakui oleh HPFGU (Harry Potter For GrownUps) sebagai situs perwakilan pecinta Harry Potter di Indonesia”, ujar pengidola tokoh prof. Snape itu. Bagi anggota milis IHP yang berada diluar Jakarta diberikan keleluasaan untuk menciptakan acara offline sendiri karena keterbatasan jarak dan waktu.

Berstatus komunitas sosial tentunya tak cukup bagi mereka untuk mengandalkan iuran rutin atau sukarela para anggotanya demi pelaksanaan acara. Mencari sponsor dan membuka toko kelontong sihir adalah metode survival yang mereka pilih. Di toko kelontong sihir dijual berbagai pernak-pernik yang berhubungan dengan dunia Harry Potter. Seperti tongkat sihir, sapu ajaib, syal, baju, jubah penyihir maupun seragam siswa-siswa Hogwarts. Kebanyakan dari barang yang dijual di toko kelontong sihir adalah hasil konsep dan kreasi sendiri. Stan berjualan mereka pun berada dalam milis Indoharrypotter@yahoogroups.com secara online. Apabila offline, tempat berjualannya diusung ke dunia nyata dan ikut dipamerkan.

Pada acara yang akan diadakan oleh sebuah perusahaan media bertajuk The 2nd Indonesian Community Expo (ICE) 2008, komunitas milis IHP turut serta memeriahkan bersanding dengan berbagai komunitas lainnya. “Di momen ini kami akan banyak memperkenalkan sejarah milis IHP dan game yang kami dapatkan dari luar negeri serta Quidditch”, jelas penanggung jawab divisi acara offline.

Hadi juga memaparkan bahwa milis ini memberi kemaslahatan bagi masyarakat, terutama siswa yang masih menginjak bangku sekolah. “Dengan membaca Harry Potter kita dituntun untuk membangkitkan imajinasi”. Dia juga menambahkan dengan pengandaian logika, “bila siswa sudah dibiasakan untuk membaca buku setebal 882 halaman (Goblet of Fire versi Indonesia) maka akan sangat mudah baginya untuk membaca buku yang lebih sedikit jumlah halamannya. Ini tentunya memaksimalkan minat baca siswa Indonesia”. Menurutnya dengan imajinasi tinggi dan kemampuan membaca yang tinggi pula, akan bermunculan penulis baru yang berkualitas.

Tujuan utama situs forum pertemanan adalah mencari teman, tapi karena intensitas bertemu, seseorang juga dapat terjerat dalam cinta lokasi. Menurut Hadi, cinta lokasi menjadi suatu yang wajar dalam kelompok yang memiliki kesamaan hobi dan minat. Tak hanya anggota lama, member baru juga dapat terjerat tali asmara. “ Sampai ada yang begitu akrabnya, kami selalu menanyakan kenapa tidak nikah-nikah”, ungkap sarjana komunikasi dari perguruan tinggi negeri di Depok itu terkekeh.

Hingga saat ini anggota milis IHP terus memperbesar link mereka sembari berharap-harap cemas menunggu premier film terbaru Harry Potter yang diambil dari seri keenam novel, Harry Potter And The Half Blood Prince. Jadi, tunggu saja sambil mengulas ensiklopedi Harry Potter…Finite Incantatum.

KOMPAS: Berburu Harry Potter

http://64.203.71.11/ver1/hiburan/0801/12/164622.htm

Sabtu, 12 Januari 2008


Berburu Harry Potter


JAKARTA, KCM – Para pecinta Harry Potter begitu antusias dan penasaran menantikan episode terakhir dari petualangan penyihir cilik ini. Banyak dari antara mereka bertanya-tanya tentang kelanjutan kisah permusuhan antara Harry Potter dan Lord Voldermort.

Untuk itu maka Indo Harry Potter bekerjasama dengan Gramedia Pustaka Utama mengadakan event perlombaan besar yang berjudul Chasing Harry Potter, Sabtu (12/1).

Chasing Harry Potter atau perburuan edisi perdana Harry Potter Seri-7 ini diadakan serentak di empat kota: Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Makasar. Event ini adalah salah satu rangkaian acara yang diselenggarakan sehubungan dengan peluncuran buku edisi terakhir dari petualang Harry Potter.

Peserta Chasing Harry Potter terdiri dari beberapa kelompok yang beranggotakan tujuh orang. Mereka akan berkumpul di Markas Gramedia di kota masing-masing, dan harus melewati berbagai tes di pos-pos berikutnya yang telah disediakan oleh panitia, sebelum mencapai tujuan akhir.

Di tempat yang masih dirahasiakan ini mereka menempuh ujian terakhir dan adu kebolehan dalam pengetahuan tentang Harry Potter. Di Jakarta, setiap peserta Chasing Harry Potter berkumpul di Markas Gramedia, Palmerah dan selanjutnya menuju pos-pos tersembunyi yang akan dipandu oleh Radio Sonora Jakarta. Mereka akan mendapat kata kunci yang akan membantu setiap peserta menuju tempat yang dituju, yaitu tempat peluncuran Harry Potter-7.

Pelepasan peserta Chasing Harry Potter dilakukan oleh Priyo Utomo selaku Direktur Gramedia Pustaka Utama ditandai dengan pengibaran bendera dan bunyi sirine.

Chasing Harry Potter ini menarik banyak peserta yang kebanyakan berasal dari kalangan usia muda. Akan tetapi panitia membatasi peserta yang boleh mengikuti perlombaan ini. Di Jakarta jumlah peserta terdiri dari 55 tim, Yogyakarta jumlah peserta 57 tim, sedangkan di Surabaya dan Makasar jumlah peserta mencapai 77 tim.

“Saking antusiasnya para peserta ada yang datang mulai dari pukul 14.00. Padahal sesuai dengan rencana, mereka diminta untuk kumpul pada pukul 18.00,” ujar Th. Nung Atasana, Marketing General Manager Gramedia Pustaka Utama, pada saat konferensi pers, Sabtu (12/1). Setiap pemenang berhak untuk mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp.7,7 juta.

Pos-pos yang harus dilalui oleh setiap peserta Chasing harry Potter ini diantaranya Trans TV (Jl. Kapten Tendean), Toko Buku Gunung Agung (Kwitang), dan berakhir di Toko Buku Gramedia Matraman.


Konvoi Mobil

Selain acara Chasing Harry Potter, yang juga akan diakhiri dengan peluncuran buku Harry Potter-7 ini, diadakan juga konvoi mobil dengan rute Palmerah - Plaza Senayan – Sudirman – Semanggi – Monas – Gajah Mada – Juanda – Senen – dan berakhir di Matraman.

Konvoi ini diikuti oleh 45 mobil yang mengibarkan bendera merah pertanda bahwa buku Harry Potter-7 akan segera diluncurkan. (M1-08)

KOMPAS: Saya Bukan "Muggle"

Minggu, 05 Agustus 2007

Penulis: Lusiana Indriasari

Saya Bukan "Muggle"

http://64.203.71.11/kompas-cetak/0708/05/keluarga/3737940.htm


Apa jadinya kalau penggemar buku Harry Potter berkumpul? Mereka akan menganggap dirinya penyihir. Jadi, jangan sekali-kali menyebut mereka "muggle". Mereka pasti akan menolak dan berkata, "Saya bukan ’muggle’."

Dalam dunia sihir yang diciptakan JK Rowling, pengarang buku Harry Potter, muggle adalah manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan sihir.

Untuk menunjukkan bahwa mereka tidak ingin disebut muggle, komunitas penggemar Harry Potter yang tergabung dalam Indo Harry Potter (IHP) ini sampai harus membuat kaus bertuliskan "I am not a muggle" (saya bukan muggle).

Kehidupan para penyihir dalam buku Harry Potter rupanya mampu membuat penggemarnya benar-benar "tersihir". Berawal dari sering ngobrol tentang isi buku Harry Potter, komunitas IHP terbentuk.

Seperti banyak komunitas lainnya, IHP juga berawal dari dunia maya. Pada tahun 2001, dua penggemar buku Harry Potter membuka mailing list (milis) Indo-Harrypotter@yahoogroups. com.

Sampai sekarang, menurut Hadi, jumlah anggota milis IHP tercatat lebih dari 3.700 orang di seluruh Indonesia. Milis ini memiliki sembilan moderator.

Anggota komunitas ini lalu berupaya menghidupkan khayalan dunia sihir lengkap beserta atributnya. Jubah hitam dan tongkat sihir menjadi dandanan mereka jika sedang berkumpul. Ada juga yang mau repot membawa sapu ke sana ke mari. Kata mereka, sapu itu bisa terbang.

Setiap kali berkumpul, komunitas IHP selalu mengadakan aneka permainan. Ada duel mantra, balap sapu terbang, pertahanan terhadap ilmu hitam, atau quidditch.

Di buku Harry Potter, quidditch adalah permainan tangkap bola dengan sapu terbang. Permainan ini dilakukan dua kelompok yang masing-masing berisi tujuh orang. Sambil berkhayal sebagai penyihir, 14 pemain berlarian ke sana kemari untuk mengejar bola sambil memegang sapu di antara dua paha.

"Begitu saja rasanya seperti sudah terbang," tutur Wahyu (23), mahasiswa perguruan tinggi swasta yang juga bekerja paruh waktu. Pemuda yang menyukai tokoh jahat Lord Voldermort ini bergabung dengan komunitas IHP karena ingin mendapat teman yang bisa diajak berbicara tentang Harry Potter.

Ada lagi permainan kuis yang menguji pengetahuan anggota tentang Harry Potter. Menurut Ismanto Hadi Saputro (27), salah satu koordinator IHP, ide menciptakan permainan terinspirasi dari cerita Harry Potter sendiri.


Masuk asrama

Agar khayalan yang diciptakan terasa lebih nyata, anggota IHP juga dimasukkan ke dalam asrama seperti di sekolah sihir Hogwarts. Tentunya asrama ini hanyalah sekadar pembagian kelompok saja.

Anggota IHP dibagi dalam empat "asrama" , yaitu Gryffindor, Slytherin, Ravenclaw, dan Hufflepuff. Jika ada pertandingan, masing-masing kelompok mengajukan wakilnya untuk membela "asrama" mereka.

Selain bermain, komunitas IHP juga banyak membuat kegiatan yang bermanfaat. Mereka diskusi membedah buku Harry Potter atau mendiskusikan film yang diluncurkan. Ada juga lomba penulisan yang dibuat untuk melanjutkan kisah Harry Potter menurut versi mereka.

Tulisan panjang karya anggota IHP ditampung dalam wadah bernama Fanfiction. Selain cerita Harry Potter, mereka juga bebas menulis kisah fiksi lainnya.


Nama sihir

Di dunia maya, alam khayal penggemar Harry Potter bebas mengembara. Mereka mewujudkan dirinya menjadi seorang penyihir lengkap dengan nama-nama sihirnya.

Hadi misalnya, memiliki nama sihir Patronussto di belakang namanya. Di dunia khayal komunitas IHP, Hadi Patronussto berperan sebagai profesor sejarah di sekolah sihir Hogwarts.

Farah (29), pegawai swasta, lebih suka tokoh antagonis dalam buku Harry Potter. Ia pakai nama Madam Vampirah. Farah mengaku sangat suka dengan karakter vampir. Bagi Farah, vampir adalah makhluk yang sangat cerdas dan bisa hidup abadi.

"Makanya dalam film-film horor, vampir selalu bertampang ganteng atau cantik," kata Farah. Ia sering membagi pengetahuannya tentang mitos vampir yang melegenda.

Pembuatan nama sihir dalam komunitas IHP tidak sembarangan. Nama sihir itu diolah dengan anagram (permainan kata-kata). Cara mengubah nama memakai anagram ini diajarkan pada buku Harry Potter kedua. Bagi anggota yang belum bisa membuat nama sihir sendiri, bisa dibuatkan oleh moderator milis IHP.

Sihir seperti sudah merasuk dalam kehidupan sehari-hari penggemar Harry Potter. Setidaknya itulah yang dirasakan Wahyu. Pemuda yang biasa dipanggil Wazlib selalu membawa tongkat sihirnya ke mana-mana. Orang-orang di sekitar Wahyu maklum jika tiba-tiba ia bertingkah seperti penyihir dan mengayun-ayunkan tongkatnya.

Suatu ketika Wahyu sedang jengkel dengan seseorang. Untuk mengusir jengkel, Wahyu mengayunkan tongkat sihirnya dan mengucapkan mantra Avada Kedavra atau Crucio. Dalam kisah Harry Potter, mantra ini digunakan untuk membunuh atau menyakiti lawan. "Kalau sudah mengucapkan mantra, keselnya jadi hilang," kata Wahyu.


Nonton bersama

Peluncuran buku atau pemutaran film Harry Potter menjadi kesempatan yang selalu ditunggu-tunggu oleh komunitas IHP. Ketika film Harry Potter diputar, mereka mengadakan acara nonton bersama.

Setiap ada peluncuran buku Harry Potter, komunitas IHP juga menyambutnya dengan gegap gempita. Mereka berkumpul di toko buku besar dan mengadakan acara penyambutan untuk buku baru yang terbit. Sering kali, komunitas IHP dimanfaatkan oleh toko buku besar untuk mempromosikan buku Harry Potter.

Ketika buku ketujuh Harry Potter terbit, muncul kekhawatiran dari sebagian anggota IHP bahwa komunitas mereka akan bubar. Pasalnya, buku ketujuh itu disebut-sebut sebagai buku terakhir Harry Potter. Jika bukunya sudah selesai, mereka khawatir tidak akan ada lagi yang bisa diperbincangkan.

Menurut Hadi, komunitas IHP tidak akan bubar meski JK Rowling tidak meneruskan buku Harry Potter.

Sebagian anggota IHP mengusulkan agar mereka meneruskan sendiri jalan cerita Harry Potter. Hal ini dilakukan agar selalu ada bahan yang bisa didiskusikan. Selain itu, dengan mengabadikan Harry Potter, mereka tetap bisa berkhayal menjadi penyihir dan tidak ingin kembali menjadi muggle.





Kelontong Sihir


Bagi yang suka berkhayal menjadi penyihir, rasanya belum masuk ke dunia sihir jika tidak memakai atribut penyihir. Untuk memenuhi kebutuhan "penyihir", komunitas IHP menyediakan Toko Kelontong Sihir.

Kelontong sihir adalah toko perlengkapan sihir yang ditujukan untuk anggota milis IHP. Di toko itu "penyihir" bisa berbelanja jubah, tongkat sihir, pensil bulu dan syal asrama, serta bermacam suvenir. Barang-barang yang dijual di toko ini adalah hasil karya anggota milis IHP sendiri.

Kelontong Sihir didirikan sejak tahun 2005 dan dikelola oleh Anne "Madam Lumos", Farah "Madam Vampira", dan Hadi "Patronussto". Lucunya, banyak orang mengira Kelontong Sihir benar-benar ada tokonya. Padahal, sebenarnya mereka hanya berjualan lewat internet.

Kalau mau melihat barang-barang yang dijual Toko Kelontong Sihir secara nyata, penggemar Harry Potter bisa datang ke acara jumpa darat komunitas IHP. Di sana mereka benar-benar menggelar dagangannya untuk bisa disentuh calon pembeli.

Latar belakang mendirikan toko ini, menurut Farah, karena banyak anggota milis yang berminat memiliki barang-barang sihir yang berbeda. Sebagian penghasilan Kelontong Sihir menjadi pemasukan kas milis IHP yang disebut Pajak Pertambahan Sihir (PPS). Menurut Farah, sebagian kegiatan milis IHP didanai oleh PPS.

Syal asrama

Salah satu atribut yang paling sering dibeli adalah syal asrama. Syal asrama ini bercorak garis-garis dan dibedakan menjadi empat warna. Warna merah kuning adalah syal untuk asrama Gryffindor, sementara asrama Hufflepuff menggunakan syal warna kuning hitam.

Bagi yang ingin masuk "asrama" Slytherin bisa memilih syal hijau biru, dan anggota "asrama" Ravenclaw memakai warna biru hitam. Setiap asrama juga memiliki jubah yang warna dasarnya hitam, namun berbeda warna di bagian dalam penutup kepala.

Selain atribut penyihir, toko ini juga menyediakan beragam suvenir, seperti jam lukisan, miniatur figur dalam kisah Harry Potter, dan kaus milis IHP. (IND)

http://64.203.71.11/kompas-cetak/0708/05/keluarga/3738026.htm